Cara Menanam Asparagus

Asparagus (Asparagus officinalis.) 


Cara Menanam Asparagus – Hidroponik, Dari Batang Dan PohonnyaTanaman asparagus termasuk keluarga bawang-bawangan (Liliaceae). Beberapa spesies terkenal seperti Asparagus officinalis L. sering dikonsumsi sebagai sayuran. Menurut Suhardiman kedudukan tanaman ini dalam sistematika tumbuhan sebagai berikut:


Tanaman





Kingdom : Plantae


Divisi      : Spermatophyta


Kelas      : Angiospermae


Ordo       : Liliales


Famili     : Liliaceae


Genus     : Asparagus


Spesies    : Asparagus officinalis L.





Asparagus adalah tanaman perennial (tahunan) herbaceous berbentuk se-mak berumpun yang tumbuh tegak atau menjalar. Tingginya bisa mencapai 2 m, berbatang silinder dengan bentuk daun hasil modifikasi batang yang menyerupai jarum (cladophyl). Bunga asparagus tumbuh soliter atau berpasangan dan muncul di ketiak cladophyl, bunga tersebut akan mengasilkan buah berbentuk berry yang berwarna merah dan memiliki biji yang berwarna hitam (Siemonsma dan Piluek, 1994). Asparagus adalah tanaman monokotil dioecious yang ditanam untuk tunas batang lembut yang belum berkembang, umumnya dinamakan rebung (spear) dan dapat dimakan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).




Tanaman asparagus memiliki batang di dalam tanah (rhizome) yang terdiri atas kumpulan tunas, akar lunak yang berfungsi sebagai organ penyimpan dan akar serabut yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara. Secara keseluruhan sis-tem pertunasan dan perakaran asparagus disebut mahkota (crown). Bagian atas rhizome horizontal mengandung tunas yang akan muncul dan memanjang mem-bentuk rebung. Rebung mulai tumbuh ketika tunas pada mahkota berkecambah dan memanjang (Siemonsma dan Piluek, 1994; Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Menurut Ib Libner (1989) akar serabut akan mati setelah satu tahun pertumbuhan, hal ini juga terjadi pada akar lunak yang akan mati setelah memberikan nutrisi untuk pertumbuhan rebung selanjutnya.




Asparagus memiliki tanaman jantan dan betina yang terpisah. Tanaman betina menghasilkan biji dan memiliki rebung dengan diameter yang lebih besar, tetapi hasil panen yang diproduksi lebih rendah. Tanaman jantan memiliki hasil panen yang lebih tinggi, masa produktif yang lebih lama, dan memproduksi re-bung lebih awal. Hal ini disebabkan tanaman jantan tidak menghasilkan biji se-hingga dapat mengatur lebih banyak karbohidrat yang tersimpan untuk mengatur pertumbuhan rebung.




Syarat Tumbuh Asparagus


Tanaman


Iklim


Tanaman Asparagus sangat baik tumbuh pada daerah pegunungan tropic, yaitu dengan suhu antara Tanaman ini dapat tumbuh optimal pada suhu antara 15-25oC dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun yaitu berkisar 2.500-3.000 mm/tahun., sedangkan untuk daerah perbukitan ketinggian antara 200-1900 m diatas permukaan laut (dpl). Faktor suhu memang cukup berperan terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan individu baru.




Rekayasa yang dilakukan : Penanaman pada dataran tinggi yang memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman asparagus, menanam tanaman asparagus di  Green House sehinnga suhu lingkungan dapat diatur sesuai.




Media Tanam


Asparagus dapat tumbuh pada tanah podsolik merah kuning, latosol, maupun andosol. Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah olah yang tebal. Asparagus tumbuh kurang baik pada tanah yang berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6.0 – 6.8 karena asparagus tidak toleran terhadap tanah yang masam dan sebaiknya tanah mengandung banyak bahan organik.




Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media untuk dijadikan campuran adalah kualitas dari bahan tersebut, sifat kimia atau fisiknya, tersedia di pasaran, murah, mudah cara penggunaan-nya, dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman, tidak membawa hama dan penyakit, mempunyai drainase dan kelembaban yang baik, mempunyai pH yang sesuai dengan jenis tanaman dan mengandung unsur hara untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Acquaah, 2002).




Tanah


Sifat fisik tanah yang ter-penting untuk menentukan daya penyediaan unsur hara dan penyediaan air serta udara adalah tekstur dan struktur tanah (Soepardi, 1983; Islam dan Utomo, 1995).


Tanah merupakan media tanam yang paling umum digunakan dan sebagai bahan campuran media tanam utama, tetapi masih diperlukan bahan organik sebagai campuran medianya agar tanaman dapat tumbuh dengan baik (Darajat, 2003 da-lam Yushanita, 2007).




Pasir


Pasir adalah silika murni dengan ukuran antara 0.5 – 2 mm, pada umumnya pasir digunakan untuk media campuran karena mudah didapat dan murah, tetapi pasir merupakan media yang paling berat dari semua media pengakaran. Pasir ditambahkan ke dalam media untuk meningkatkan porositas dan daya menahan air, tetapi pasir yang terlalu halus dapat menghalangi lubang-lubang drainase (Harjadi, 1989; Poerwanto, 2003).




Pasir sebagai media membutuhkan irigasi dengan frekuensi tetap atau sesuai dengan aliran konstan untuk mencegah kekeringan. Penggunaan pasir yang dicampur dengan bahan lain bertujuan agar media tersebut mempunyai aerasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.




Kompos


Kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi yang lengkap bagi tanaman. Kompos terbuat dari bahan organik yang berasal dari bermacam-macam sumber, seperti: sekam, pupuk kandang, jerami padi, daun-daunan, dan lain-lain. Semakin beragam sumber bahan organik yang dikandung suatu media maka semakin tinggi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.




Kompos memiliki dua fungsi yaitu sebagai: (1) soil conditioner yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, terutama bagi tanah kering; dan (2) soil ameliorator yang memperbaiki kapasitas tukar kation (KTK)


Manfaat dari kompos adalah: (1) mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah baik fisik, kimiawi maupun biologis; (2) mempercepat dan mempermudah penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman; (3) mengurangi tumbuhnya tanaman pengganggu; dan (4) dapat disediakan secara mudah, murah dan relatif cepat.




Serabut Kelapa


Serbuk sabut kelapa (cocopeat) merupakan media hasil penghancuran sa-but kelapa. Sabut kelapa adalah bagian mesokarp dari buah kelapa, tebalnya 5 cm dan menempati 35 % dari total buah kelapa yang telah masak petik.




Serbuk sabut kelapa banyak digunakan untuk media tumbuh karena mem-punyai kapasitas memegang air yang baik, dapat mempertahankan kelembaban (80 %), memiliki kapasitas tukar kation dan porositas yang baik, mempunyai rasio C/N rendah yang mempercepat N tersedia dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P) (Susilawati, 2007).




Arang sekam


Arang sekam merupakan media yang diperoleh dari pembakaran sekam yang tidak sempurna (sebelum berubah menjadi abu).




Arang sekam digunakan dalam campuran media karena sangat ringan (be-rat jenis = 0.2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori), berwarna coklat kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif, da-pat mengurangi pengaruh penyakit khususnya bakteri (Wuryaningsih, 1994). Di dalam media tanam arang sekam berfungsi sebagai deodorizer, yaitu penyerap bau tidak sedap dan racun dari hasil dekomposisi pada ruang perakaran, di samping itu arang mempunyai daya serap air yang tinggi (Arifin dan Andoko,.2004).




Pupuk Kandang Ayam


Pupuk kandang merupakan campuran dari kotoran padat, air seni, amparan, dan sisa makanan. Susunan kimia dari pupuk kandang tersebut berbeda dari satu tempat ke tempat lain tergantung dari macam ternak, umur dan keadaan hewan, sifat dan jumlah amparan, cara mengurus, dan menyimpan pupuk sebelum dipakai.


Salah satu jenis kotoran hewan yang banyak digunakan untuk menyedia-kan unsur hara bagi tanaman adalah kotoran unggas. Pupuk kotoran ayam mem-berikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan pupuk kotoran kambing dan sapi terhadap pertumbuhan tanaman, karena pupuk kotoran ayam kering mengandung kadar air yang lebih rendah dibandingkan pupuk kotoran kambing dan sapi. Ko-toran ayam mempunyai kandungan hara (terutama unsur N dan P) serta bahan or-ganik yang tinggi (Tisdale dan Nelson, 1975).




Cara Menanam Asparagus


Tanaman


Pembibitan


Masa pembibitan terdiri dari penyebaran benih sampai pertumbuhan tanaman muda yang ditanam dalam pesemaian selama 1-3 bulan. Biji diambil dari tanaman yang cukup tua, lebih dari 2 tahun. Biji yang tua atau kering akan bewarna hitam. Langkah-langkah dari pembibitan antara lain:





  • Biji direndam dalam air hangat pada suhu kira-kira 30ºC selama 84 jam

  • Siapkan media semai yang terdiri dari pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan (2:1:1)

  • Siapkan petak persemaian dengan arah utara selatan dengan diberi atap pelindung menghapa utara selatan dengan panjang sesuai kebutuhan (5-10 m) dan lebar kira-kira 1 m.

  • Sebarkan benih asparagus dengan jarak antar baris 30cm sedangkan dalam barisan 5-7,5 cm.

  • Agar tidak longsor terkena hujan, pinggir petakan bisa diperkuat dengan bambu

  • Pemeliharaan pesemaian dintaranya: penyiraman, penjarangan tanaman, penjarangan atap pelindung, pencegahan hama dan penyakit.

  • Bibit asparagus dapat dipindah kekebun apabila perakaran sudah cukup kuat, tinggi pohon sudah lebih dari 30 cm, umur kira-kira 6-8 bulan.




Persiapan Lahan



  • Persipan  Lahan penanaman adalah sebagai berikut:

  • Tanah untuk kebun asparagus harus cukup dalam dan berpasir.

  • Tanah diolah atau dibajak dengan kedalaman 30 cm

  • Pembuatan alur/parit dengan lebar 30-45 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan

  • Pemberian pupuk kandang/kompos kira-kira 5-10 per hektar, bila perlu ditambahkan ZA/Urea dan TSP/SP-36 sebanyak 15 gram per tanaman.

  • Pencampuran media tanam.




Pemeliharaan


Pemeliharaan terdiri dari:



  • Pembungbunan


Tujuan pembungbunan adalah untuk memperkokoh tegaknya tanaman, memperbanyak system perakaran sehingga akan lebih memperbanyak hasil rebungnya.





  • Penyiangan


Dimaksudkan untuk membuang rumput/ tanaman pengganggu, pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan rumput disekitar tanaman.





  • Pemupukan


Pemupukan dilakukan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman.Pupuk susulan yang diberikan dapat berupa Urea (10 garm per tanaman), ZA (15 gram per tanaman). Dilakukan setiap 14 atau 21 hari sejak bibit mulai tumbuh. Jumlah pupuk disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tanaman, makin dewasa pertumbuhannya makin banyak pemakaiannya.





  • Pemberantasan hama dan penyakit


Berdasarkan pengamatan, hama untuk tanaman asparagus hamper dikatakan tidak ada atau tidak berarti.  Penyakit disebabkan oleh sebangsa jamur (fungi) yang mengakibatkan bercak-bercak kuning sampai merah kecoklatan pada daun, bisa dicegah dengan pemakaian fungisida.




Pemanenan


 Di Negara subtropics pertama kali pemetikan rebung adalah 18-24 bulan sesudah penanaman. Masa pemetikan dalam 1 musim diperkirakan memakan waktu 6-8 minggu, dengan hasil bisa mencapai 1-1,5 ton rebung pada lahan ± 0,5 Ha.Di Negara tropis pertumbuhannya lebih cepat, dengan umur pemanenan pertama berkisar 8-10 bulan sesudah penanaman. Dalam pemanenan perlu diperhatikan mengenai pemilihan rebungnya. Rebung yang berkualitas baik adalah rebung yang gemuk, lunak dan bewarna putih. Juga perlu diperhatikan dalam pemetikan rebungnya, yaitu dengan memotong pangkal rebung yang melandai kearah luar dengan pisau tajam. Pemetikan asparagus yang paling baik dilakukan pada pagi hari.




Baca Juga :





Demikian penjelasan artikel diatas Cara Menanam Asparagus – Hidroponik, Dari Batang Dan Pohonnya semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia Lahan.Co.Id


Belum ada Komentar untuk "Cara Menanam Asparagus"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel