7 Kunci Cara Budidaya Cacing Tanah, TERBUKTI SUKSES!


Cacing tanah adalah hewan yang menjijikan dan menggelikan bagi sebagian orang, karena bentuknya yang lembek dan menggeliat-geliat.





Eitss.. tapi jangan menilai hewan satu ini dari penampilan luarnya saja.





Cacing tanah memiliki banyak manfaat lain selain membantu proses penggemburan tanah.









Kandungan utama cacing adalah protein, yang memiliki peranan penting dalam aktifitas biologis.





Jika di bandingkan dengan daging binatang lain, cacing yang paling tinggi proteinnya yaitu sekitar 76%.





Sedangkan protein pada daging sapi atau memalia lainnya hanya 65%, Protein pada ikan hanya 50%. Cacing tanah juga mengandung Asam amino sekitar 17%.





Cacing juga bermanfaat untuk kesehatan, seperti: Penyembuhan tifus, Obat Diare, Melancarkan Sirkulasi darah, Melancarkan Pencernaan, Mengurangi Demam (Antipiretik), Menenangkan syaraf, dan Meningkatkan energi. 





Cacing tanah juga bermanfaat untuk menyembuhkan luka dan ampuh untuk kesehatan kulit manusia.





Kandungan alfa-tokoferol pada cacing tanah membantu mempertahankan elastisitas kulit dan menjaganya agar tetap muda.





Bahkan industri kosmetik diantaranya menjadikan cacing tanah sebagai bahan baku pembuatan produk kosmetiknya lho..





Nah, kalo gitu jenis cacing apa yang paling sering digunakan? Species cacing tanah sangat beragam, tapi yang biasa digunakan dan di ternakkan adalah: Pheretima, Periony Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yg berasal dr pupuk kandang sisa-sisa tumbuhan.





Tapi, Cacing jenis Lumbricus Rubellus yang dikenal juga sebagai cacing eropa, memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yg lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak, sehingga lebih banyak yang membudidayakan jenis cacing ini.





Langkah awal ternak cacing tanah





Seiring dengan kebutuhan yang meningkat, banyak yang mencoba untuk membudidayakannya sendiri.





Caranya terbilang mudah kok, kamu bisa coba sendiri dirumah. Artikel ini akan membahas mengenai langkah-langkah membudidayakan cacing tanah.





1. Langkah Memulai Budidaya Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)





  • Membuat kandang cacing (kotak pemeliharaan)
  • Persiapkan media hidup atau lingkungan cacing
  • Pengadaan bibit cacing
  • Metode penyebaran bibit cacing tanah
  • Pengadaan indukan cacing
  • Pembuatan pakan
  • Perawatan dan pemeliharaan
  • Masa panen
  • Membuat kandang cacing (kotak pemeliharaan)




Hal yang pertama dilakukan adalah membuat kandang cacing / kotak pemeliharaan cacing. Sebenarnya membuat kandang beternak cacing tanah itu sangat mudah.





Karena tempat budidaya cacing itu sembarangan juga bisa, tinggal enaknya kita saja.





Setiap tempat untuk budidaya cacing Lumbricus Rubellus sebaiknya terbuat secara terpisah, dengan ukuran kira-kira 50 x 40 x 30 cm, dengan ukuran wadah tersebut akan mampu menampung sekitar 100-130 ekor bibit





Referensi lainnya menyatakan bahwa sebaiknya dengan ukuran 1 meter persegi dapat di isi dengan 0,50 kg bibit cacing.





Cacing
kotak pemeliharaan cacing




Kandang bisa terbuat dari beberapa bahan yang murah serta gampang didapat seperti rak kayu, keranjang dari bambu, bak plastik, bahkan kolam bekas ikan yang sudah tidak terpakai pun dapat dimanfaatkan.





Pembuatan kandang untuk cacing harus di tempat yang teduh yang aman dari kehujanan dan sinar matahari.





2. Perisapkan Media Hidup atau Lingkungan cacing





Hal yang sangat penting dan yang paling wajib menjadi perhatian dalam beternak cacing tanah khususnya bagi pemula yang mau berkecimpung di dunia peternakan cacing tanah ini ialah media budidaya cacing tanah itu sendiri.





Karena media hidup cacing yang akan kita gunakan sebagai tempat memelihara tersebut dapat mempengaruhi harga jual, banyak sedikitnya panen, dan kehidupan cacing tanah itu sendiri.





Syarat media hidup yang baik bagi cacing tanah diantaranya: Gembur, Organik dan lunak. Ini dibutuhkan untuk kelangsungan hidup cacing tanah yang menyukai daerah yang lembab dan lunak.





Contoh Media yang bisa digunakan, diantaranya adalah:





  1. Log Jamur, adalah limbah hasil budidaya jamur. Saat ini kami menggunakannya sebagai media utama, karena log jamur memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan cacing.
  2. Tanah, namun bukan sembarang tanah, usahakan tanah yang mengandung banyak unsur hara. Biasanya terdapat pada tanah humus.
  3. Gergajian Kayu, limbah hasil gergajian, cukup bermanfaat namun perlu dicampurkan air terlebih dahulu.
  4. Cacahan Batang Pisang, yakni menggunakan Batang yang telah dicacah namun biasanya juga ditambahkan tanah.




Cacing
baglog jamur via olx.co.id




Cara membuatnya:





Bahan yang di pakai adalah campuran kompos dengan bahan-bahan organik yang disebutkan sebelumnya. 





Masukkan bahan-bahan tersebut hingga mencapai ketinggian 15 cm. Masukkan juga air secukupnya agar media hidup cacing tanah ini basah dan gembur.





Aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.





Setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media hidup dan 30% kotoran hewan.





Kapur juga bisa ditambahkan sebanyak 1% dari media hidup untuk mendapatkan pH yang netral.





Media sudah dianggap cocok apabila pH nya mencapai 6 – 7 , tingkat kelembaban 15 – 30 % dan suhu di antara 15 – 25Âșc.





Kemudian masukkan cacing tanah ke dalamnya. Cacing yang dimasukkan seberat media hidup yang telah disediakan.





Bila berat media hidupnya mencapai 1 kg, maka cacing yang dimasukkan ke dalamnya juga seberat 1 kg.





Untuk menghindari kekeringan pada media hidup,  permukaan media bisa dilapisi plastik, karung, atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.





3. Pengadaan Bibit cacing





Jika kandang dan media hidup cacing sudah siap, silahkan beli bibit atau indukan cacing tanah dari peternak cacing itu sendiri.





Hal ini lebih baik dibandingkan menggunakan bibit cacing liar yang kita cari sendiri di alam. Karena kemampuan berkembang biak tidak bagus dan kadang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru.





Serta kualitas dan kandungan zat yang terkandung dalam bibit cacing tanah hasil budidaya jauh lebih baik.





4. Metode Penyebaran Bibit Cacing Tanah





Jika kandang, media hidup sudah siap dan bibit cacing tanah sudah tersedia, maka penyebaran siap dilakukan.





Bibit cacing tanah jangan langsung sekaligus dimasukkan ke dalam media, melainkan sedikit-sedikit.





Tambahkan lagi dan cek tiap 3 jam sekali apakah masih ada cacing yang berkeliaran ke luar. Kalau cacing malah meninggalkan media atau wadah berarti media yang digunakan harus diganti karena belum siap huni, mungkin terkontaminasi bahan kimia, amoniak, berminyak atau kurang lembab.





Cara mengganti media yaitu dengan cara disiram air, kemudian diperas atau dibuang airnya sampai airnya berwarna bening.




Cacing





Untuk mengetahui apakah cacing tanah yang ditanam betah terhadap media yang digunakan, Anda bisa memastikannya setelah 12 jam.





Cacing
penyebaran cacing tanah




Jika cacing tetap nyaman dengan rumah barunya maka segera masukkan bibit-bibit cacing yang lainnya dengan secara yang merata.





Setelah bibit selesai di masukkan kedalam media tumbuh, maka tutup media tumbuh dengan pelepah pisang,plastik,atau benda lain yang dapat membuat media tumbuh rindang dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.





5. Pembuatan Pakan





Agar bisa hidup dan berkembang dengan baik, setiap hari cacing harus mendapat suplai makanan yang dibutuhkan.





Pakan cacing tanah itu paling mudah, pasalnya sampah organik rumah tangga saja sudah bisa jadi pakan yang mempunyai nilai dan kandungan luar biasa bagi cacing.





Ada banyak macam makan yang diberikan untuk cacing, diantaranya:





a. Limbah organik rumah tangga





Limbah rumah tangga contohnya adalah nasi yang sudah basi, kulit buah, sayuran yang tidak termakan, kupasan kulit kentang, wortel, bawang, batang kangkung dll.





b. Limbah organik home industri





Limbah Home industri contohnya log jamur, limbah di pasar tradisional, limbah kulit buah, limbah hasil dapur rumah makan dll.





c. Limbah organik peternakan





Limbah peternakan seperti kotoran Sapi, Kambing, Ayam dengan catatan diberi air terlebih dahulu agar tidak panas, atau bisa diberikan prebiotik agar tidak bau.





d. Limbah organik lingkungan





Limbah dari dedaunan yang gugur bisa langsung diberikan dan juga bisa dikompos terlebih dahulu.





Dalam satu hari Cacing tanah cukup diberi makan sekali, sesuai berat cacing tanah yang dibudidayakan.





Meskipun begitu ada juga yang memberikan pakan seminggu sekali dan ada juga yang memberi pakan 3 hari sekali, bergantung selera kita saja.





Tapi lebih baik jika setiap hari cacing diberi makan agar cepat bertambah besar.





Agar cacing Lumbricus Rubellus menjadi gemuk pakan yang di berikan sebaiknya adalah kotoran hewan ternak yang sudah matang yang sudah di campur dengan kompos hijau dengan ukuran perbandingan 2:1. Pengaturan dalam pemberian pakan adalah sama dengan jumlah cacing yang kita budidayakan.





Jika berat cacing mencapai 1 kg, maka pakan yang harus diberikan juga beratnya 1 kg. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang / kotak pemeliharaan, pakan cacing harus dijadikan bubuk atau bubur.





Untuk bubur, perbandingan air dengan pakan adalah 1:1, setelah dicampur bahan itu diaduk hingga rata. Bubur pakan ditaburkan secara merata di atas 1/3 bagian permukaan media hidup cacing tanah.





6. Perawatan dan pemeliharaan





Banyak sedikitnya / kapasitas cacing yang kita budidayakan juga di tentukan dari pola pemberian pakan, hingga perawatan dan panen.





Untuk perawatan sendiri hal yang harus kita lakukan yaitu dengan menjaga kelembapan media budidaya cacing tanah, lakukan penyiraman secukupnya di media hidup cacing tanah dengan percikan air dan jangan sampai kebanyakan dan akhirnya cacing akan terendam dan mati.





Kandang cacing juga harus selalu tertutup / terlindungi dengan penutup agar cacing merasa aman, dapat menggunakan pelepah pisang, daun pisang, kertas / koran, dan benda lain yang dapat menutup permukaan media.





Untuk media selain daun pisang dan pelepah pisang harus selalu di basahi, agar kelembapan tetap terjaga.





Cacing
perawatan cacing tanah




Media yang sudah jadi tanah atau kascing yang sudah dipenuhi banyak telur (kokon) harus segera diganti.





Agar cacing cepat berkembang, maka antara telur, anak dan induk harus dipisahkan pada media berbeda. Penggantian media rata-rata dilakukan dalam waktu 2 Minggu sekali.





Selain itu, banyak beberapa hama yang mengganggu proses budidaya dan musuh cacing tanah yang harus diwaspadai.





Antara lain: kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, dan kutu. Untuk itu, lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup. Bahan yang baik digunakan sebagai penutup adalah kawat kasa.





Karena kawat kasa juga menjamin berlangsungnya proses pergantian udara tetap berjalan dengan baik.





Selain itu, musuh lain yang tidak kalah mengganggu yaitu semut merah yang memakan karbohidrat dan lemak yang terdapat pada pakan, kedua zat tersebut sangat diperlukan untuk penggemukan Cacing tanah.





Untuk mencegah serangan semut merah, di sekitar kotak pemeliharaan diberi air secukupnya (dirambang).





7. Masa panen





Dua hal yang bisa diharapkan dari panen Cacing tanah, yaitu; Biomass atau cacing tanah itu sendiri dan Kascing atau bekas cacing.





Setelah 2,5 – 3,5 bulan, cacing sudah mulai bisa dipanen untuk bakalan induk / bibit dan dapat terus di panen hingga usia 7 bulan.





Ditandai dengan banyaknya kascing (bekas cacing) dan kokon (kumpulan telur cacing).  Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi bibit.





Cacing yang diambil adalah sekitar 25% dari jumlah cacing yang ada. ukuran biomass cacing yang dipanen bebas.





Cacing
Panen cacing




Panen cacing dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah menggunakan alat penerangan seperti petromaks, lampu neon atau bohlam.





Cahaya yang dihasilkan oleh lampu mengundang cacing untuk berkumpul di bagian atas media karena cacing sangat sensitif dengan cahaya, tinggal memisahkan antara cacing dan media.





Cara lain adalah membalikkan kotak pemeliharaan dan memisahkannya dari media hidup cacing.





Setelah cacing dipanen, sebagian cacing dewasa dan kokon (telur cacing) masing-masing dimasukkan ke dalam media hidup yang baru secara terpisah.





Telur-telur cacing tanah ini akan segera menetas dalam tempo 14-21 hari. Setelah itu, pemeliharaan bisa dilakukan kembali seperti awal budidaya.





Selain cacing, budidaya cacing tanah juga menghasilkan kascing, yang berbentuk butiran, berserat dan berwarna kehitaman.





Umumnya kascing ini berada di permukaan sekitar sarang.





Kascing mengandung mikro organisma, mineral anorganik dan bahan organik yang bermanfaat bagi tanaman. Kascing ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.





Keunggulan pupuk kascing antara lain, mampu menetralisir kelebihan zat asam dalam tanah, menjadikan tanah lebih gembur dan tidak cepat padat.





Jadi kascing bisa dikembalikan lagi ke media atau langsung dikemas dan dijual untuk dijadikan pupuk organik.





Sekian informasi tentang cara pembudidayaan cacing tanah.





Cukup mudah kan? Semoga informasi ini bisa membantu kamu dan bisa di aplikasikan  untuk memulai bisnis cacing tanah kamu sndiri. Selamat mencoba.



Belum ada Komentar untuk "7 Kunci Cara Budidaya Cacing Tanah, TERBUKTI SUKSES!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel